Sebelum membangun infrastruktur IT, maka perlu dibuat terlebih dahulu
arsitektur IT. Arsitektur IT adalah cetak biru yang menerjemahkan strategi
perusahaan menjadi rencana sistem informasi. Arsitektur IT dibuat berdasarkan
strategi perusahaan. Melalui pemahaman terhadap setiap strategi, maka
arsitektur dapat dibuat dalam cetakbiru, yang kemudian menjadi landasan
pembuatan infrastruktur. Jadi hal utama yang dipikirkan secara strategic
terkait dengan infrastruktur IT adalah:
1. Business Strategy, Strategi bisnis perusahaan yang
mencakup visi, misi dan tujuan bisnis perushaan baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
2. IT Strategy, Strategi perencanaan arisitektur dan
infrastruktur perusahaan.
3. Information Technology, Mengetahui dan mengikuti
perkembangan Teknologi Informasi.
Karena perkembangan dunia ITyang pesat harus diimbangi dengan
kecepatan didalam antisipasi dan reaksinya.
Sebagai pengambil keputusan untuk bisa merumuskan hal hal strategic
terkait infrastruktur ICT, menurut Pearlson (2004), yang perlu dilakukan
adalah, pertama menerjemahkan strategi ke dalam arsitektur dan, kedua,
menerjemahkan arsitektur ke dalam infrastruktur. Terdapat beberapa framework
yang dapat menekankan kebutuhan untuk mempertimbangkan strategi bisnis ketika
mendefinisikan blok bangunan TI organisasi.
Pendekatan Enterprise architecture (Arsitektur enterprise), yang digunakan untuk logika pengaturan dan perencanaan untuk seluruh organisasi, bertujuan menentukan bagaimana teknologi informasi akan mendukung proses bisnis. Cara ini diawali dengan mengidentifikasi proses inti perusahaan dan bagaimana mereka akan bekerja sama, bagaimana sistem TI akan mendukung proses bisnis, kemampuan teknis standar dan kegiatan untuk semua bagian dari perusahaan, dan pedoman untuk membuat pilihan.
Pendekatan Enterprise architecture (Arsitektur enterprise), yang digunakan untuk logika pengaturan dan perencanaan untuk seluruh organisasi, bertujuan menentukan bagaimana teknologi informasi akan mendukung proses bisnis. Cara ini diawali dengan mengidentifikasi proses inti perusahaan dan bagaimana mereka akan bekerja sama, bagaimana sistem TI akan mendukung proses bisnis, kemampuan teknis standar dan kegiatan untuk semua bagian dari perusahaan, dan pedoman untuk membuat pilihan.
Ada beberapa prinsip yang dapat menjadi landasan diantaranya sebagai
berikut:
–
Kemudahan penggunaan, artinya Arsitektur TI akan
meningkatkan kemudahan penggunaan dalam membangun dan mendukung arsitektur dan
solusi berbasis pada arsitektur.
–
Satu titik pandang, dalam hal ini Arsitektur TI akan
memungkinkan secara konsisten, pandangan yang terintegrasi dari bisnis,
terlepas dari jalur akses.
–
Beli daripada membangun, dalam pengadaan aplikasi,
komponen sistem, dan kerangka kerja yang memungkinkan akan dibeli kecuali ada
alasan kompetitif untuk mengembangkan mereka secara internal.
–
Kecepatan dan kualitas, dalam memutuskan arsitektur,
akan dibuat dengan penekanan pada mempercepat waktu untuk memasarkan solusi,
sementara tetap mempertahankan tingkat kualitas yang diperlukan.
–
Fleksibilitas dan kelincahan, sebuah Arsitektur TI akan
menggabungkan fleksibilitas untuk mendukung perubahan kebutuhan bisnis dan
memungkinkan evolusi arsitektur dan solusi yang dibangun di atasnya.